Rabu, 12 Juni 2013

Bupati R.A. KUSUMAHDILAGA Periode 1874-1893


Bupati R.A. KUSUMAHDILAGA Periode 1874-1893




R.A. KUSUMAHDILAGA
Periode 1874-1893


Dalem Bintang wafat pada tahun 1874, dan Sebagai penggantinya diangkat saudaranya yang bernama Raden Adipati Kusumahdilaga. Sebenarnya Dalem Bintang memiliki banyak anak baik laki-laki maupun perempuan, tetapi tidak ada yang dipandang cakap untuk memangku jabatan bupati sehingga yang diangkat adalah saudaranya. Bupati Raden Adipati Kusumahdilaga tidak memiliki gelar Wiranatakusumah, mungkin karena ia bukan putera bupati sebelumnya.


Stasiun Bandung Tahun 1810 

Peristiwa penting yang dapat diungkapkan pada masa pemerintahan bupati ini ialah dibukanya secara resmi jalan kereta api yang menghubungkan Bandung dengan Cianjur. Sementara itu, jalan kereta api Cianjur-Jakarta telah dibuka sebelumnya. Dengan dibukanya jalan kereta api itu, maka perhubungan lalu lintas antar Bandung-Jakarta main cepat dan aman. Karena sebelum itu hubungan lalu-lintas Bandung-Jakarta hanya dilakukan dengan menggunakan sado, kahar balon atau kereta pos yang tentunya memakan waktu lama, ongkos lebih besar dan keamanan di perjalanan kurang terjamin.

Selanjutnya hubungan kereta api lebih diperluas lagi dengan dibukanya berturut-turut hubungan antara Bandung-Cicalengka pada tanggal 10 September 1884, Cicalengka-Garut 15 Agustus 1889, sehingga kota Bandung-Garut dihubungkan dengan jalan kereta api. Selain itu, pada tanggal 1 November 1884, dibuka jaringan kereta api Jakarta-Surabaya lewat bogor; Bandung, Maos, Jogjakarta, dan Solo.

Bupati Rd. Adipati Kusumahdilaga memerintah Kabupaten Bandung selama 19 tahun (1874-1893). Berdasarkan pertulisan yang terdapat pada batu nisannya.

Dalam Besluit (Surat Perintah) dari Pemerintahan Hindia Belanda tertanggal  27 Oktober 1874. Pada tanggal 23 Mei 1886, ia mendapat gelar Adipati dengan Besluit nomor 28. Dan pada tanggal 15 februari 1890, ia mendapat anugerah "Medali Emas" dari Pemerintah Hindia Belanda.

Bupati R.A. Kusumahdilaga memegang pemerintahan sampai wafatnya pada hari jum'at jam 11 siang tanggal 20 Ramadhan 1310 Hijriah atau bulan April 1893. Jenazahnya dimakamkan diperkuburan Karanganyar bersama Bupati -bupati yang lebih dahulu. Ia meninggalkan putra, bernama Raden Mucharam, yang waktu itu masih kecil, baru berusia lima tahun. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Sample text

Sample Text